Kamis, 21 Oktober 2010

Ukuran-ukuran Epidemiologi Frekuensi Penyakit

Mengukur kejadian penyakit, cacad ataupun kematian pada populasi. Merupakan dasar dari epidemiologi deskriptif. Frekuensi kejadian yang diamati diukur dengan menggunakan Prevalens dan Incidens. Ukuran-ukuran frekuensi penyakit menggambarkan karakteristik kejadian (“occurrence”) suatu penyakit atau masalah kesehatan didalam populasi.
1. Proporsi :
Digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam populasinya. Apabila menggunakan angka dasar (konstanta) adalah 100, maka disebut persentase.
Ciri proporsi :
•         Tidak mempunyai satuan (dimensi), karena satuan dari pembilang dan penyebutnya sama, sehingga saling meniadakan.
•         Nilainya antara 0 dan 1
2. Rate :
•         Adalah perbandingan antara jumlah kejadian terhadap jumlah penduduk yang mempunyai risiko terhadap kejadian tersebut yang menyangkut interval waktu tertentu. Rate untuk menyatakan dinamika atau kecepatan kejadian dalam suatu populasi masyarakat tertentu. Rate merupakan konsep yang lebih kompleks  dibandingkan dengan dua bentuk pecahan yang terdahulu.
•         Rate yang sesunguhnya merupakan kemampuan berubah suatu kuantitas bila terjadi perubahan pada kuantitas lain.
•         Kuantitas lain yang digunakan sebagai patokan ini biasanya adalah kuantitas waktu.
•         Bentuk ukuran ini sering dicampuradukkan penggunaannya dengan proporsi.
•         Contoh: Kecepatan mobil pada satu saat tertentu bentuknya adalah suatu rate.
•         kecepatan sebuah mobil yang sedang berjalan dapat berubah setiap saat, maka yang diukur adalah kecepatan rata-rata dari mobil tersebut.
•         kecepatan (speed) diukur dengan membagi jarak tempuh mobil tersebut dengan waktu yang digunakan untuk mencapainya.
•         Misalnya: Jakarta-Bogor yang jaraknya 60 Km ditempuh dalam waktu 1 jam.
•         Maka kecepatan mobilnya = 60 Km per jam.
Ciri rate :
•         Mempunyai satuan ukuran, yaitu per satuan waktu.
•         Besarnya tidak terbatas. Secara teoritis nilainya terbentang antara 0 sampai tak terhingga.
3. RATIO
Merupakan perbandingan antara 2 kejadian atau 2 hal antara numerator dan denominator tidak ada sangkut pautnya. Ratio merupakan pecahan yang pembilangnya bukan merupakan bagian dari penyebutnya. Ini yang membedakannya dengan proporsi. Ratio menyatakan hubungan antara pembilang dan penyebut yang berbeda satu dengan yang lain.
Jenis ratio :
a.       .Ratio yang mempunyai satuan, misalnya:
–        Jumlah dokter per 100.000 penduduk
–        Jumlah kematian bayi selama setahun per 1.000 kelahiran    hidup.
b.      Ratio yang tidak mempunyai satuan oleh karena pembilang dan penyebutnya mempunyai satuan yang sama, misalnya:
_ Ratio antara satu  proporsi dengan proporsi lain atau ratio antara satu rate dengan rate yang lain, contohnya Relative Risk dan Odds Ratio
4. Prevalence
Prevalence adalah proporsi populasi yang sedang menderita sakit pada satu saat tertentu.
Prevalens = jumlah individu yang sedang sakit pada saat tertentu per jumlah individu pada populasi tersebut pada saat tertentu
Ciri prevalence :
•         berbentuk proporsi
•         tidak mempunyai satuan
•         besarnya antara 0 dan 1
Jenis prevalence :
•            Point Prevalence
–      Point Prevalens, yaitu probabilitas dari individu dalam populasi berada dalam keadaan sakit pada satu waktu tertentu
•            Period Prevalence
–          Period Prevalens yaitu proporsi populasi yang sakit pada satu periode tertentu.
Kegunaan prevalence :
•  Untuk menentukan situasi penyakit yang ada pada satu waktu tertentu
•  Untuk merencanakan fasilitas kesehatan dan ketenagaan
5. Insidence
a.       Cumulative insidence/insidence risk (mengukur risiko untuk sakit )
Probabilitas dari seorang yang tidak sakit untuk menjadi sakit selama periode waktu tertentu, dengan syarat orang tersebut tidak mati oleh karena penyebab lain. Risiko ini biasanya digunakan untuk mengukur serangan penyakit yang pertama pada orang sehat tersebut. Misalnya : Insidens penyakit jantung mengukur risiko serangan penyakit jantung pertama pada orang yang belum pernah menderita penyakit jantung.
Cumulative Incidence = jumlah kasus baru per jumlah populasi pada permulaan periode
Baik pembilang maupun penyebut yang digunakan dalam perhitungan ini adalah individu yang tidak sakit pada permulaan periode pengamatan, sehingga mempunyai risiko untuk terserang. Kelompok individu yang berisiko terserang ini disebut population at risk atau populasi yang berisiko.
Ciri cumulative incidence :
•         Berbentuk proporsi
•         Tidak memilik satuan
•         Besarnya berkisar antara 0 dan 1
a.       Insidence rate /insidence density (mengukur kecepatan untuk sakit)
–        Insidens rate dari kejadian penyakit adalah potensi perubahan status penyakit per satuan waktu, relative terhadap besarnya populasi individu yang sehat pada waktu itu. Menyatakan suatu jumlah kasus baru per orang-waktu
Ciri Insidence Rate :
•  Mempunyai satuan, yaitu per waktu. Tanpa satuan ini insidens density kehilangan maknanya
•  Besarnya berkisar antara 0 sampai tak terhingga
Yang diukur Insidence rate :
•         Jumlah orang yang berpindah status dari tidak sakit ke status sakit selama periode waktu tertentu merupakan hasil paduan antara tiga faktor, yaitu
–        Ukuran besarnya populasi
–        Lama periode pengamatan
–        Kekuatan penyebaran penyakit (force of morbidity)
•         Oleh karena besarnya populasi dan lama periode pengamatan telah ditentukan oleh pengamat/peneliti, maka yang diukur dengan insidens density ini adalah kekuatan penyebaran penyakit (Force of Morbidity).
6. Attack rate
Jenis khusus insidens kumulatif yang berguna selama epidemic.
Contoh

Makanan       Makan AR/M  Tidak Makan AR/TM
Sakit Tidak sakit
Sakit Tidak Sakit
Salad 30 70 30/100 5 35 5/40
Krecek 16 84 16/100 4 21 4/25

Tidak ada komentar:

Posting Komentar